![]() |
Ubur-ubur kotak (Istockphoto/~UserGI15667539) |
Koranelektronik.com
– Dua orang dilaporkan terluka karena diserang oleh ubur-ubur kotak di perairan
Singapura.
Satu
korban berusia empat tahun tersengat di pantai Palawan di Sentosa dan korban
lainnya, warga Australia Jade Dyson tersengat berenang saat di East Coast Park
pada bulan Maret.
Utungnya,
kedua korban selamat dari sengatan yang berpotensi fatal tersebut. Ubur-ubur
kotak dianggap hewan laut paling
berbisa.
“Rasa
sakitnya sungguh luar biasa. Saya tidak dapat menggambarkannya,” ujar Dyson,
wanita 28 tahun yang telah bekerja selama 5 tahun di Singapura.
Ia
menjelaskan segara keluar dari dalam air setelah merasakan sakit pada lengan
dan kakinya, lalu ia melihat tentakel yang menepel di tubuhnya.
“Saya hampir tidak bisa berjalan dan sisi kiri tubuh saya
kejang dan bergetar. Otot-otot saya terangkat, punggung bagian bawah saya
terasa sakit sekali. Seluruh tubuh saya lumpuh," katanya.
Dyson melihat bekas bengkak karena sengatan tersebut berubah
menjadi warna ungu melintang di tubuhnya.
Ia kemudian merendam tubuhnya didalam air panas selama beberapa
jam untuk meringankan rasa sakit setelah itu pergi ke Thomson Medical Center
esok harinya.
Di sana, dirinya diberi steroid dan antibiotik, butuh tiga
sampai empat pekan untuk menghilangkan rasa sakit benar-benar hilang.
Dilansir dari , Selasa (21/7)
kelompok Konservasi Marine Stewards mengutus penasihat publik pada 18 Juli untuk
memperingatkan orang agar tak berenang di Sentosa, Pulau Lazarus, dan Pulau St
John selama dua pekan setelah kemunculan ubur-ubur.
Pihak Marine Stewards menyebutkan hewan tersebut terlihat di
East Coast Park pada Maret dan empat ubur-ubur lainnya terlihat pada bulan ini
di One Degree 15 Marina di Pulau Sentosa, Pulau Tuas dan Pulau Lazarus.
Kemunculan ubur-ubur terbaru terjadi pada Jumat lalu di pantai Palawan di
Sentosa.
Direktur kelautan pesisir di Nasional Parks Board (NParks),
Karenne Tun mengatakan bahwa pihaknya menerima laporan kemunculan ubur-ubur
kotak itu.
Menurutnya, ubur-ubur kotak sangat berbisa dan sengatannya
sangat menyakitkan serta menyebabkan hipertensi parah, nyeri punggung bawah,
mual, serangan jantung dan bahkan kematian.
Ia menambahkan para pemangku kepentingan dan lembaga terkait
telah disiagakan. NParks juga bekerja sama dengan mitra akademis dari
Universitas Nasional Singapura untuk mengumpulkan sampel air dari berbagai
wilayah pantai
untuk
melakukan analisis DNA lingkungan yang akan membantu mendeteksi keberadaan
spesies di daerah itu.
Direktur Tropical Futures Institute di Universitas James Cook
Singapura mengatakan ubur-ubur kotak mencakup spesies berbisa dan tidak
berbisa. Ubur-ubur berbisa dapat ditemukan di daerah tropis di Indo-Pasifik,
Australia, Filipina, Jepang, dan Kepulauan Melayu.
"Perubahan iklim dan perubahan arus telah memindahkan
ubur-ubur kotak dari persebaran alami mereka," ujarnya.