Koranelektronik.com – Sebuah penelitian mempredisikan 710 juta ton
sampah plastik akan mencemari lingkungan pada tahun 2040. Polusi sampah plastik
adalah masalah global. Sampah plastik ditemukan diseluruh lautan, danau,
sungai, tanah, sedimen, atmosfer, hingga biomassa hewani imbas pertumbuhan
industri dan ekonomi yang mengabaikan limbah.
Dalam jurnal Sience, para
peneliti mengatakan peningkatan tajam dalam konsumsi plastik sekali pakai yang
meluas telah memperburuk masalah polusi plastik. Selain itu, sistem daur ulang
dan pengelolaan limbah yang tidak memiliki kapasitas memadai di tingkat global
juga semakin memperburuk situasi.
Secara khusus, studi sebelumnya
sudah memperkirakan sekitar 8 juta ton makroplastik dan 1,5 ton mikroplastik
primer mencemari lautan setiap tahunnya.
Sehingga, jika produksi plastik
dan timbunan limbah terus tumbuh dengan angka tersebut, maka diproyeksikan
polusi meningkat menjadi lebih dari dua kali lipat pada tahun 2050.
Peneliti Winnie WY Lau dkk
menyampaikan semakin banyak bukti menunjukan dampak buruk pencemaran plastik. Misalnya,
hampir 700 spesies laut dan lebih dari 50 spesies air tawar diketahui memakan
atau terjerat makroplastik.
Bahkan ada bukti yang berkembang
bahwa plastik dicerna sebagai organisme darat.
Polusi plastik juga di nilai
berdampak pada banyak aspek kesejahteraan manusia, seperti mempengaruhi
estetika pantai, menghalangi drainase dan sistem rekayasa ar limbah, serta
menjadi tempat berkembang biak bagi vektor penyakit.
Tindakan global yang diperlukan
untuk menghindari tumpukan plastik yang lebih besar dari perkiraan 710 juta
metrik tonj pada tahun 2040 adalah mengurangi konsumsi plastik, meningkatkan
tingkat penggunaan kembali plastik, meningkatkan pengumpulan dan daur ulang
limbah, dan memperluas sistem pembuangan yang aman.
Tim peneliti teah mengembangkan
lima skenario untuk memperkirakan pengurangan polusi plastik anatara2016 dan
2040. Namun, hal itu tidak memberikan solusi untuk mengurangi polusi plastik
secara global.
Sebagai gantinya strategi
pengurangan polusi plastik dapat secara luas dibagi menjadi tindakan hulu yakni
mengurangi permintaan dan dari hilir yakni dengan pengumpulan dan daur ulang.
Selebihnya, komitmen besar untuk
memperbaiki sistem plastik global diperlukan dari kalangan bisnis, pemerintah,
dan komunitas internasional untuk menyelesaikan masalah ekologi, sosial, dan
ekonomi dari polusi plastik, serta mencapai input plastik yang hampir nol ke
lingkungan.
(Dyn/Ke)