![]() |
Ilustrasi etnis minoritas di Xinjiang. (Foto: Greg Baker / AFP) |
Koranelektronik.com
– China kecam komentar Inggris mengenai tuduhan Beijing melanggar Hak Asasi
Manusia kepada etnis minoritas di wilayah barat laut Xinjiang.
Juru
bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mengatakan komentar tersebut hanya
rumor atau fitnah.
Sebelumnya,
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab berkata pada BBC pada Minggu bahwa "jelas bahwa ada pelanggaran HAM berat... itu
sangat, sangat meresahkan".
Raab menyebutkan laporan tentang sterilisasi paksa dan penahanan
massal di Xinjiang memerlukan perhatian dari pihak internasional.
Tetapi Wang membantah perkataan itu dan mengatakan bahwa itu “omomg
kosong”. Ia mengatakan jika populasi Uignur telah meningkat dua kali lipat
selama empat tahun terakhir.
Sementara itu, warga Uignur yang diasingkan bulan ini telah
meminta Pengadilan Kejahatan Internasional di Den Haag untuk menyelidiki China
atas kejehatan genosida dan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Mereka mengajukan
sebuah dokumen yang berisi menuduh China melakukan pelanggaran HAM dan
mensterilkan wanita secara paksa.
Dilansir dari AFP, kelompok HAM dan para ahli memprediksi ada satu
juta etnis Uignur dan sebagian besar minoritas muslim yang ditempat dikamp-kamp
perasingan.
Tetapi menurut China, kamp-kamp itu merupakan fasilitas pelatihan
kerja untuk menjauhi penghuninya dari tindakan ekstrimisme.
Ketegangangan London dan China itu kian memanas akibat hal ini.
Baru-baru ini Inggris melarang perusahaan telekomunikasi raksasa
China, Huewei menciptkan jaringan 5G, meskipun pihak Beijing sudah memberi
peringatan pembalasan pada Inggris.
Kedua belah pihak tersebut telah berselisih tentang
undang-undang keamanan nasional yang diterapkan China di Hong Kong, termasuk
tawaran Inggris memberikan kewarganegaraan pada beberapa warga Hong Kong.
Dalam jumpa pers itu, Wang menyebut jika Beijing akan “menentang
campur tangan pihak luar terkait urusan Hong Kong”.