![]() |
Garuda Indonesia mengaku sedang menegosiasi penundaan pesanan 4 Airbus dan mengembalikan sewa pesawat ATR dan bombardier demi berhemat. Ilustrasi. (AFP/Pascal Pavani). |
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mengaku tengah melakukan negosiasi untuk menunda kedatangan pesanan empat unit pesawat Airbus di tengah pandemi covid-19. Sesuai jadwal, seharusnya empat unit pesawat Airbus itu didatangkan tahun ini.
"Tahun ini seharusnya Garuda menerima empat pesawat Airbus. Kami sedang negosiasi dengan Airbus untuk menunda penerimaan itu," terang Direktur Utama Garuda Irfan Setiaputra di Komisi VI DPR, Selasa (14/7).
Selain itu, perseroan juga akan negosiasi pesanan Boeing 737 MAX 8 lantaran tengah grounded usai insiden kecelakaan Lion Air pada Oktober 2018 lalu. Total, Garuda Indonesia masih memiliki 49 pesanan Boeing 737 MAX 8 yang belum datang.
"Kami baru terima satu, secara kontraktual ada 50 unit 737 MAX," ucapnya.
Selain itu, Garuda Indonesia juga berencana mengembalikan pesawat sewa jenis ATR dan bombardier kepada lessor. Dua jenis pesawat tersebut dinilai tidak sesuai dengan karakteristik bisnis Garuda Indonesia.
"Permintaan dari komisaris dan pemegang saham untuk segera mungkin mengembalikan bombardier dan ATR," ucapnya.
Untuk mendorong efisiensi, lanjutnya, perseroan juga tengah melakukan negosiasi harga sewa pesawat dengan lessor. Garuda Indonesia tercatat menyewa 155 unit pesawat dari 26 lessor.
Untuk membayar sewa pesawat tiap tahunnya, Garuda Indonesia harus merogoh kocek cukup dalam yakni US$70 juta. Oleh sebab itu, Irfan bilang tengah mengupayakan penurunan biaya sewa hingga US$15 juta hingga US$ 20 juta per bulan.
"Ini kalau dikalikan 12 bulan saja, kami akan sampai US$200 juta saving (menghemat) hanya dari lessor ini," jelasnya.
"Ini kalau dikalikan 12 bulan saja, kami akan sampai US$200 juta saving (menghemat) hanya dari lessor ini," jelasnya.