![]() |
Interior Masjid Hagia Sophia. Lembaga ulama Turki, Diyanet, menyatakan keberadaan simbol Kristen di Masjid Hagia Sophia tidak mengganggu ibadah salat lima waktu. (AP/Emrah Gurel) |
Badan ulama Turki, Diyanet, menyatakan hanya akan membuka Hagia Sophia, yang saat ini difungsikan sebagai masjid, untuk kunjungan wisata di luar waktu salat lima waktu.
Seperti dilansir AFP, Rabu (15/7), Diyanet menyatakan simbol-simbol Kristen di dalam Hagia Sophia juga tetap dipertahankan.
"Tidak ada halangan dari sisi agama jika Masjid Hagia Sophia dibuka untuk umum di luar jam salat," demikian isi pernyataan Diyanet.
"Simbol-simbol (Kristen) akan ditutup saat masuk waktu salat dan diperlihatkan kembali setelahnya," lanjut pernyataan tersebut.
Menurut Diyanet, keberadaan simbol-simbol Kristen di Masjid Hagia Sophia tidak akan membuat ibadah salat tidak sah.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan , memutuskan memfungsikan Hagia Sophia menjadi masjid pada 12 Juli lalu.
Bangunan itu mulanya adalah gereja yang terletak di Konstantinopel (Istanbul) dan dibangun di masa Kekaisaran Romawi Timur atau disebut Byzantium.
Hagia Sophia pernah menjadi gereja aliran Katolik Romawi dan Kristen Ortodoks.
Pada 1453 saat Sultan Muhammad al Fatih (Mehmed II) dari Dinasti Ottoman merebut Konstantinopel, dia mengubah Hagia Sophia menjadi masjid. Seluruh simbol-simbol Kristen ditutupi dengan cat dan semen.
Akan tetapi, pada 1934, mendiang Presiden Turki, Mustafa Kemal, yang menganut paham nasionalis sekuler memutuskan mengubah bangunan itu menjadi museum.
Selama ini Hagia Sophia menjadi salah satu tujuan wisata populer di Turki.
Erdogan menjanjikan Hagia Sophia akan tetap terbuka bagi seluruh umat beragama.
"Kita telah mengembalikan status Hagia Sophia sebagai cagar budaya persis yang dilakukan para pendahulu. Saya ingin menekankan bahwa Hagia Sophia diubah menjadi masjid dari sebuah museum, bukan gereja," ujar Erdogan.
Sejumlah negara Barat seperti Amerika Serikat Rusia, hingga anggota Uni Eropa mengkritik keputusan Erdogan mengubah status Hagia Sophia. Bahkan, pemimpin Gereja Katolik Romawi Tahta Suci Vatikan, Paus Fransiskus, menyatakan sangat terganggu dengan pengubahan status Hagia Sophia menjadi masjid.