Suratinem (70) naik turun gunung di Kelurahan Pendoworejo, Girimulyo, Kulon Progo, DI Yogyakarta
Koranelektronik.com, Yogyakarta - Kisah pilu datang dari seorang nenek berusia 70 Tahun dan juga cucunya.
Nenek bernama Suratinem (70) ini harus rela naik dan turun bukti demi tugas sekolah sang cucu. Cucu nenek Surati yang masuk di bangku sekolah dasar (SD) ini diketahui bernama Devi.
Berbekal sandal jepit, Mbah Surati menyusuri jalan naik dan turun di bukit. Meski usianya sudah renta langkah nya cukup cepat dan kokoh menapaki jalanan menuju sekolah cucunya.
Mbah Surati dan sang cucu diketahui tinggal di Pedukuhan Kalingiwa, Kelurahan Pendoworejo.
Pedukuhan ini berada di lereng terjal Perbukitan Menoreh di Kapanewon Girimulyo, Kulon Progo, Yogyakarta.
Mbah Surati menyusuri bukit menuju SD Negeri Jetis di Pedukuhan sebelah. Jarak dari rumahnya menuju SD Negeri Jetis sekitar tiga kilometer. Dia menyusur naik turun jalan yang mayoritas beraspal rusak.
Kanan dan kiri jalan yang dilalui banyak tumbuhan pohon jati lebat. Jarang ditemui rumah sepanjang jalan karena tersembunyi di tebing atau jarang. Di kejauhan terlihat alur sungai kering dan sawah bertingkat.
"Kadang pergi pagi jam 07.00 WIB. Riyin saben dinten (dulu setiap hari). Sakniki mboten (sekarang tidak), kadang Selasa kadang Jumat," kata Mbah Surati, Kamis (13/8/2020).
Mbah Surati menempuh sekitar setengah jam perjalanan sampai SDN Jetis di Jalan Turusan. Semua itu demi Devi Noviyanti (10) cucunya yang masih sekolah di SDN Jetis dan masih bersekolah di kelas 4 SDN.
Mbah Surati datang ke sekolah sambil membawa sebuah buku tulis berisi hasil belajar di rumah Devi dalam beberapa hari belakangan. Nenek itu datang ke sekolah untuk menyerahkan buku itu.
Devi masih terkendala pembimbing belajar. Dia kadang terpaksa meminjam Handphone di rumah tetangga ketika mengerjakan tugas, atau meminta petunjuk kerabat yang lebih pintar.
Bila tidak bisa maka dia menunggu kunjungan guru sepekan ke depan.
"Anaknya pinter. Nulise banget (menulisnya cepat). Kalau tidak bisa ya usaha sendiri," kata Surati.
Mbah Surati mengharapkan, dengan semua upaya ini maka cucunya bisa terus menjalani pendidikan yang baik semasa pendemi demi menggapai cita-citanya.
"Biar bisa jadi dokter seperti yang dia mau," kata Surati
(MALA/KE)