![]() |
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte |
Koranelektronik.com - Filipina akan segara melakukan uji coba vaksin Covid-19 buatan Rusia skala besar terhadap manusia pada bulan Oktober 2020. Tetapi, Presiden Filipina Rodrigo Duterte tak menerima suntikan vaksin sampai regulator menjamin keamanan vaksin tersebut, kata juru bicaranya.
Sebelumnya Duterte sudah menawarkan diri sebagai relawan untuk percobaan menerima suntikan pertama seraya percaya akan keberhasilan vaksin itu, walaupun kini skeptis mengenai keefekifannya.
Juru Bicaranya Herry Roque, menjelaskan jika presiden dijadwalkan menerima vaksin pada 1 Mei 2021, beberapa minggu usai uji klinis fase tiga berakhir pada Maret 2021.
"1 Mei, ketika PSG (kelompok keamanan presiden) mengizinkan, setelah semua tes yang diperlukan telah selesai, ungkap Roque pada wartawan.
Moskow mengklaim telah mengembangkan vaksin pertama di dunia yang menawarkan "kekebalan berkelanjutan" terhadap virus Corona dan sedang dalam tahap akhir pengujian yang melibat sekitar 2.000 orang.
Roque mengatakan bahwa para ahli Filipina pada bulan depan akan meninjau hasil uji klinis fase satu dan dua Rusia, sebelum mereka memulai pengujian fase ke ketiga.
"Kami akan melakukannya bersamaan dengan Rusia," ungkap Roque.
Pejabat Filipina dari departemen sains dan teknologi bertemu dengan perwakilan Gamaleya pada Rabu (12/8) untuk membahas tentang protokol uji coba vaksin, yang dijuluki "Spuntik V", nama yang berasal dari satelit perintis Soviet tahun 1950.
Filipina saat ini sedang berjuang melawan virus Corona telah menerima tawaran Rusia untuk berpartisipasi dalam memproduksi vaksin. Selain itu, Filipina juga akan memulai uji klinis antivirus asal Jepang, Avigan pada 17 Agustus 2020.
Diketahui Filipina mencatat sejumlah infeksi terkonfirmasi tertinggi di Asia Tenggara dengan lebih dari 147.500 kasus dan lebih dari 2.400 kematian.