Notification

×

Iklan

Ahok Bongkar Aib Pertamina, Staff Erock Tohir Buka Suara

Rabu, 16 September 2020 | 3:13:00 PM WIB Last Updated 2020-09-16T07:19:22Z


Koranelektronik.com - Arya Sinulingga Staff Khusus BUMN buka suara soal pernyataan Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero) Basuki Tjahja Purnama atau Ahok yang membuka aib perusahaan minyak nasional ke public. Aib itu terkait utang, gaji, hingga dugaan direksi suka melobi Menteri demi mengamankan jabatan.

Para direksi perusahaan pelat merah ini memiliki hak untuk berbicara kepada public termasuk Komisaris Utama Pertamina, Ahok.

“Menjawab Pak Ahok sebagai Komisaris Utama, tentunya itu adalah urusan internalnya di Pertamina, kami berikan ruang bagi komisaris dan direksi untuk lakukan komunikasi,” ujar Arya kepada awak media, Rabu(16/09/2020).

Namun, komunikasi yang dikeluarkan ke public harus tetap dilakukan dengan cara yang baik. Begitu pula komunikasi internal antara komisaris dan direks.

“Jadi kita sih tetap minta mereka komunikasi dengan baik antara komisaris dan direksi,” ucap Arya.

Selain menjawab soal dugaan Ahok tentang dugaan tersebut, ada juga lobi-lobi direksi kepada Menteri dalam hal mengamankan jabatan. Begitu pun dengan jabatan komisaris yang disebut merupakan titipan dari kementerian lain.

Arya menekankan seluruh komisaris dan direksi murni seluruh komisaris dan direksi murni ditunjuk oleh Kementerian BUMN.

“Soal komisaris di BUMN ya semuanya berasal dari Kementerian BUMN, termasuk Pak Ahok juga dari kita, Kementerian BUMN. Sementara yang lain kan dari kita semua, Namanya juga BUMN kan penugasannya dari Kementerian BUMN,” ucap Arya.

Sebelumnya, Ahok bicara lantang dan membuka berbagai aib Pertamina secara mengejutkan. Mulai dari pengelolaan utang. Ahok kesal karena telalu mudah Pertamina menarik utang, padahal sudah memiliki beban utang yang tinggi.

Ahok juga membuka kekurangan perusahaan terkait pengelolaan sumber daya minyak. Menurut catatan Ahok, setidaknya ada 12 titik minyak yang bisa dieksplorasi untuk produksi minyak di dalam negeri.

Namun, BUMN justru lebih  memilih untuk terus memenuhi kebutuhan minyak didalam negeri melalui keran-keran impor. Hal itu pun sempat mengundang kecurigaannya bahwa ada praktik kotor yang dilakukan diam-diam.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu juga menyinggung gaji direksi Pertamina yang dianggap tidak wajar. Karena, direksi yang sudah tidak menjabat, masih mendapat gaji sesuai jabatan lama.

“Masa dicopot gaji masih sama. Alasannya karena orang lama. Ya harus gaji mengikuti jabatan Anda kan. Tapi mereka bikin gaji pokok gede semua. Jadi bayangin gaji sekian tahun gaji pokok bisa Rp.75jt. Dicopot, gak ada kerjaan pun dibayar segitu. Gila aja nih,” papar Ahok.

Ahok juga mengkritik soal aib yang diketahuinya beberapa waktu lalu pada saat pergantian direksi Pertamina yang disebut suka melobi Menteri. Bahkan, Ahok sebagai komisaris mengaku tidak tahu menahu kalau direksi mau diganti saat itu.

“Ganti direktur tanpa kasih tau saya. Saya sempat marah-marah juga. Direksi-direksi semua mainnya lobi ke kementerian, karena yang menentukan itu Menteri,” ujarnya.

Selain itu, Ahok juga menyinggung tentang wacana membubarkan Kementerian BUMN dan mengganti system seperti di Singapura yang memiliki system Temasek Holding.

“Kalau bisa Kementerian BUMN dibubarkan. Kita membangun semacam Temasek, semacam Indonesia Incorporation,” ucap Ahok.

Fajriyah Usman VP Corporate Communication Pertamina menghargai pernyataan Ahok karena itu sejalan dengan program restrukturisasi Pertamina.

“Kami menghargai pernyataan pak BTP sebagai Komisaris Utama yang memang bertugas untuk pengawasan dan memberikan arahan. Hal ini juga sejalan dengan restrukturisasi Pertamina yang sedang dijalankan direksi agar perusahaan menjadi lebih cepat, lebih adaptif dan kompetitif,” ujar Fajriyah Usman. (YNFRANS/MKE)
×
Berita Terbaru Update