![]() |
Foto: Ibu-ibu Dharma wanita Dinas Pangan TPH Kaltim serta hasil olahannya |
Koranelektronik.com,
Samarinda - Kebutuhan Pangan masyarakat
Indonesia saat ini terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk. Hal ini,
disikapi oleh Pemerintah khususnya Dinas Pangan Tanaman Pangan dan
Hortikultura (TPH) Kalimantan Timur dengan melakukan Gerakan Sarapan Sehat
Pangan Lokal.
Gerakan ini mengacu pada :
- Surat Menteri Pertanian RI No.95/KN.220/M/2020 tanggal 5 Juni 2020 Perihal : Himbauan Untuk Mengkonsumsi Pangan Lokal.
- Surat Gubernur Kalimantan Timur No.521/416/Ek tanggal 15 Juli 2020 Perihal : Himbauan Untuk Mengkonsumsi Pangan Lokal.
Isinya mengharapkan pada kita semua untuk mengkonsumsi
menu atau pangan lokal non beras minimal 1 hari dalam 1 bulan dan menggunakan
menu atau pangan lokal non beras produksi dalam negeri dan buah-buahan lokal Indonesia
pada rapat dan pertemuan yang diselenggarakan di lingkungan Pemerintah Daerah.
Pangan Lokal yang bisa dikonsumsi sebagai sumber karbohidrat
antara lain Ubi Kayu, Ubi Jalar, Talas, Jali/Jelay, Sukun, Jagung, Jewawut,
Sagu, Pisang, Sorgum, Serelia/Umbi/Buah/Berpati dan lainnya.
![]() |
Foto : Plt. Kepala Dinas TPH Kaltim Ir. H. Dadang Sudarya, M.MT |
Dalam sambutannya, Plt. Kepala Dinas Pangan TPH Kaltim Ir.
H. Dadang Sudarya, M.MT mengatakan bahwa sesuai Surat Menteri Pertanian,
menghimbau kita supaya 1 hari dalam 1 bulan bisa mengkonsumsi pangan lokal non
beras, non terigu.
Ditambahkannya, himbauan ini ditindaklanjuti oleh Gubernur
melalui Surat Edaran Gubernur kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah(OPD)
di Provinsi Kalimantan Timur dan seluruh Kabupaten atau Kota.
"Agar dalam pelaksanaan rapat-rapat maupun pertemuan-pertemuan
yang dilakukan oleh Pemerintah, diharapkan bisa mengkonsumsi snack non beras,
non terigu dalam rangka diversifikasi pangan sehingga mendorong para petani
kita, berbeda untuk berproduksi," terangnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan
Ir. H. Fachrudin mengatakan bahwa sebenarnya kegiatan kita ini, berkenaan dengan diversifikasi pangan dan
sudah lama dilakukan. Hanya saja, kita diingatkan dan digerakkan kembali oleh
Menteri Pertanian, bahwasanya kita pernah swasembada pangan dan swasembada
pangan itu hanya tergantung pada 1 sumber pangan yaitu beras. Padahal kita
memiliki banyak sumber pangan dan itu adalah sumber kekayaan pangan kita.
"Kegiatan ini sudah dimulai sejak bulan yang lalu,
bulan Agustus, justru sebelum kegiatan ini dilaksanakan secara Nasional," ungkapnya.
Ditambahkannya, Ia mengatakan sasarannya adalah masyarakat
secara keseluruhan.
Pada kegiatan ini juga ditampilkan beberapa hasil olahan
pangan lokal yang disajikan oleh ibu-ibu Dharma Wanita.
Hasil olahan yang disajikan antara lain puding jagung, bola
singkong keju, urat sawut singkong, wedang umuh, rujak dan lainnya.
" Kita bisa lihatkan, hasil olahan dan rasanya juga
bagus," imbuhnya.
Fachrudin juga berharap, melalui gerakan ini, bisa
mengembangkan Usaha Kecil menengah(UKM) terhadap pengolahan produk-produk
pangan lokal.
Khusus untuk Kaltim, Badan Ketahanan Pangan Pusat telah
menetapkan konsumsi pangan untuk Kaltim diprioritaskan pada komoditi Ubi Kayu
yang saat ini bisa diolah menjadi berbagai macam olahan pangan yang bagus.
![]() |
Foto : Foto bersama hasil olahan Sarapan Sehat Pangan Lokal |
Mengenai sosialisasi gerakan sarapan sehat pangan lokal ini,
dilakukan terus menerus.
"Untuk Sosialisasi gerakan ini, dilakukan melalui
Radio RRI, media online dan juga sosialisasi via Zoom, karena saat ini kita
belum bisa turun langsung ke masyarakat akibat pandemi," tutupnya.
Penulis : Yohannes Benny
Editor : Santi Dwi Lestari