Koranelektronik.com - Efek dari terpapar COVID-19 dapat menyebabkan kerusakan paru dan jantung pada penderita. Kabar gembira, sebuah penelitian menunjukkan kerusakan paru dan jantung akibat infeksi virus Corona bisa pulih seiring berjalannya waktu.
Penelti di Austria mengamati sebanyak 86 pasien yang terpapar COVID-19 di rawat di rumah sakit pada 24 April hingga 9 Juni. Mereka dijadwalkan kontrol rutin pada 6,12, hingga 24 minggu setelah diperbolehkan pulang.
Pada kunjungan pertama mereka, lebih dari separuh pasien memiliki setidaknya satu gejala yang menetap, terutama sesak nafas, batuk, dan CT scan masih menunjukkan kerusakan paru-paru pada 80% pasien.
Saat kunjungan mereka berikutnya, 12 minggu setelah keluar dari rumah sakit, gejalanya membaik dan kerusakan paru-paru berkurang hingga 56%. Pada kunjungan ini, sesak nafas pada 31% mulai membaik meski 13% pasien masih mengalami batuk.
"Kabar buruknya adalah mereka yang terinfeksi COVID-19 mengalami gangguan paru-paru meskipun telah sembuh. Kabar baiknya, gangguan ini cendrung membaik dari waktu ke waktu yang menunjukkan paru-paru memiliki mekanisme memperbaiki dirinya sendiri," ujar peneliti dr. Sabina Sahanic dari University Clinic di Innsbruck.
Sementara untuk masalah jantung, peneliti menemukan pada kunjungan di minggu ke 6, ekokardiogram menunjukkan 58,5% mengalami disfungsi ventrikel kiri jantung. Kondisi ini adalah indikator biologis kerusakan jantung, pembekuan darah, dan peradangan.
Temuan ini telah diprensentasikan dalam Kongres Internasional European Respiratory Society.