![]() |
Ilustrasi. (Foto: iStock) |
Koranelektronik.com, Jakarta - Kehadiran vaksin virus Corona (COVID-19) sedang dinantikan, para ilmuwan berlomba-lomba jadi yang tercepat menciptakannya. Namun hingga saat ini, belum ada satu pun yang menunjukan tanda-tanda terkait efikasi atau kemanjuran hingga 50 persen.
"Kami sungguh-sungguh tidak yakin ada vaksinasi luas hingga pertengahan tahun depan," ujar Margaret Harris, seorang juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dikutip dari Reuters, Sabtu (5/9/2020).
Lamanya waktu yang diperlukan untuk uji klinis terhadap suatu vaksin, menurut Harris dibutuhkan untuk melihat seberapa efektif vaksin melindungi dan aman untuk digunakan. Harris tak mengatakan secara spesifik kandidat vaksin mana yang dimaksud.
WHO dan aliansi vaksin GAVI sedang memimpin rencana alokasi vaksin global yang dikenal sebagai COVAX. Tujuannya untuk membantu membeli dan mendistribusi vaksin secara adil, dengan fokus mendahulukan orang-orang berisiko tinggi di setiap negara.
COVAX direncanakan memproduksi dan mengirimkan 2 miliar dosis vaksin yang disetujui akhir 2021, namun beberapa negera sudah mengamankan suplai masing-masing lewat persetujuan bilateral. Termasuk diantaranya Amerika Serikat (AS).
"Pada dasarnya, pintu terbuka. Kami terbuka. Apa yang COVAX akan lakukan adalah memastikan setiap orang diplanet akan mendapat akses terhadap vaksin," jelas Harris.